Sepakbola adalah olahraga tim. Untuk itu tak salah apabila pelatih menggunakan Periodisasi Tim. Dimana seluruh pemain secara umum akan melakukan latihan yang sama, dengan beban volume dan intensitas sama, dilakukan bersama pula. Meski demikian di dalam Periodisasi Tim harus juga terdapat Periodisasi Individu yang mempertimbangkan karakteristik individu yang khusus dan spesifik.
Karakteristik individu khusus ini misalnya body composition, age, injury record, game minutes dan masih banyak lagi. Periodisasi individu ini tidaklah berdiri sendiri. Melainkan menjadi bagian integral dari Periodisasi Tim. Sehingga terjadi sinkronisasi program antara individu dengan karakteristik khusus tersebut dengan program tim.
Tujuan dari Periodisasi Individu adalah peningkatan kebugaran (tanpa kurangi kesegaran) individu secara perlahan sesuai dengan karakteristik khusus yang dimiliki. Periodisasi Individu ini juga merupakan bagian dari strategi pencegahan cedera.
Raymond Verheijen menawarkan 4 Model Periodisasi Individu.
1 - SHORT TEMPORARY REDUCTION.
Merupakan periodisasi individu dengan cara mengurangi SEDIKIT beban latihan seorang pemain di bawah beban latihan tim. Pengurangan beban latihan ini berlangsung SEMENTARA. Perlahan dan dalam waktu SINGKAT beban latihan akan ditingkatkan sampai menyamai beban latihan tim.
Periodisasi Individu macam ini digunakan untuk pemain Akademi yang baru bergabung ke 1st Team (sangat muda). Juga pada pemain yang berasal dari divisi liga lebih rendah (lower level of play). Di samping itu model ini juga diaplikasi pada pemain Akademi yang berlatih dan bermain di kelompok usia lebih tua.
Bentuk implementasi model ini bisa dipelajari dari kasus Luc Castaignos. Pemain muda Feyenoord berusia 19 tahun ini merupakan bintang baru Belanda. Inter Milan kini telah berhasil merekrutnya. Kehebatan Luc Castaignos sekarang bukannya akibat sulap, tetapi lewat proses panjang, sistematis dengan menggunakan periodisasi individu disiplin.
Luc ditemukan oleh talent scouter Feyenoord saat ia berusia 15 tahun. Di klub amatir tempat ia berasal hanya berlatih 2x per minggu. Sedangkan tim barunya Feyenoord U16 selalu berlatih 4x per minggu. Artinya Luc harus beradaptasi dengan level sepakbola Feyenoord yang lebih tinggi (intensitas), juga dengan frekuensi latihan yang lebih banyak (volume).
Keputusan coaching staff Feyenoord amat mengejutkan, Luc hanya diijinkan berlatih 2x/minggu selama pre season 6 minggu. Tujuannya agar Luc bisa beradaptasi dengan level sepakbola (intensitas) yang lebih tinggi di tim barunya. Frekeunsi latihan Luc baru ditambah menjadi 3x per minggu di bulan September dan 4x per minggu di bulan November. Sebuah keputusan brilian yang membuat Luc sebagai bintang baru Feyenoord U16.
Di bulan Januari, pelatih tim Feyenoord U17 meminta Luc bergabung. Artinya ketika itu, Luc kembali harus beradaptasi dengan level sepakbola (intensitas) yang lebih tinggi. Untuk itu coaching staff Feyenoord dengan cerdas kembali menurunkan frekuensi latihan menjadi 3x per minggu. Baru di bulan Maret, Luc Castaignos berlatih penuh 4x per minggu. Saat musim panas, Luc Berjaya dengan timnas Belanda U19 dengan menjadi topskor Euro U19 2009 dengan 9 gol.
Awalnya, Luc menolak pendekatan coaching staff Feyenoord. Menurut Luc, dirinya akan makin sulit mengejar ketertinggalan dari rekan-rekannya apabila ia tidak berlatih dengan porsi yang sama. Pernyataan Luc adalah pemikiran sebagian besar pelatih sepakbola di dunia. Inilah yang mengakibatkan banyak bakat muda di Eropa layu sebelum berkembang. Persoalannya pelatih tidak memperhitungkan rekam jejak individu pemain. Ego dan kepentingan pelatih seringkali lebih dikedepankan ketimbang periodisasi individu.
2 - LONG TEMPORARY REDUCTION.
Merupakan periodisasi individu dengan cara mengurangi BANYAK beban latihan seorang pemain di bawah beban latihan tim. Pengurangan beban latihan ini berlangsung SEMENTARA. Perlahan dan dalam waktu LAMA beban latihan akan ditingkatkan sampai menyamai beban latihan tim. Periodisasi Individu macam ini digunakan untuk pemain yang baru saja melakukan operasi yang membutuhkan rehabilitasi lama. Misalnya pada pemain pasca operasi ACL lutut.
Seperti diketahui pemain baru saja mengalami operasi ACL lutut membutuhkan rehabilitasi 9-12 bulan untuk bisa kembali merumput pada sepakbola kompetitif secara normal (bisa lebih cepat pada kasus cedera lebih ringan) . Tentunya pasca operasi ACL lutut, beban latihan akan berangkat dari nol. Pemain tersebut bahkan harus mulai dari belajar dari gerak paling sederhana, seperti menekuk kaki hingga berjalan. Beberapa tahapan seperti movement training, strength training, interval running dan isolated sprint tanpa bola. Hingga akhirnya mulai menggunakan bola melalui ball skill training, conditioning game dan football sprint.
3 – SMALL STRUCTURAL REDUCTION.
Merupakan periodisasi individu dengan cara mengurangi SEDIKIT beban latihan seorang pemain di bawah beban latihan tim. Pengurangan beban latihan ini berlangsung ABADI. Perlahan beban latihan ditingkatkan, tetapi selalu SEDIKIT di bawah beban latihan tim. Artinya model ini menempatkan beban latihan individu SELALU lebih SEDIKIT di bawah beban latihan tim.
Periodisasi Individu macam ini digunakan untuk pemain tua dan berpengalaman. Raymond Verheijen banyak melakukan pendekatan model ini saat menukangi Rusia. Dimana Rusia memiliki banyak pemain tua dan berpengalaman seperti Sergei Ignashevich (33 tahun). Seorang defender tua dan berpengalaman top level pasti memiliki eksekusi teknik prima. Selain itu bisa dipastikan wawasang taktik bermainnya di atas rata-rata.
Untuk pemain berprofile seperti ini pertandingan sepakbola selalu dijalaninya dengan efektif dan efisien. Alias ringan dan tidak melelahkan. Sepanjang pertandingan pemain ini terus mengambil mengambil keputusan akurat yang membuatnya tidak perlu melakukan banyak lari tidak perlu (unneccessary running). Konsekuensinya bila pemain ini berlatih mengikuti periodisasi tim, ada kemungkinan beban latihan menjadi lebih berat ketimbang beban pertandingan. Hal ini tentu saja tidaklah ideal, karena suatu latihan dibuat untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan pertandingan.
4 – BIG STRUCTURAL REDUCTION.
Merupakan periodisasi individu dengan cara mengurangi BANYAK beban latihan seorang pemain di bawah beban latihan tim. Pengurangan beban latihan ini berlangsung ABADI. Perlahan beban latihan ditingkatkan, tetapi selalu JAUH di bawah beban latihan tim. Artinya model ini menempatkan beban latihan individu SELALU lebih JAUH di bawah beban latihan tim.
Periodisasi Individu macam ini digunakan untuk pemain yang bisa dikategorikan sebagai super explosive. Pemain yang dalam suatu pertandingan banyak membuat sprint yang sangat eksplosif. Arjen Robben, Robin Van Persie, dan Craig Bellamy adalah contoh pemain yang dikategorikan super explosive. Setiap mereka melakukan gerakan eksplosif, ia mengeluarkan energi yang lebih besar dibanding pemain pada umumnya. Apabila pemain semacam ini berlatih dengan volume sama seperti pemain pada umumnya, tentunya energi yang dikeluarkan akan dua kali lebih banyak. Artinya dengan volume latihan normal pemain over explosive akan mengalami kelelahan luar biasa.
Metafora yang sering dibuat oleh Verheijen untuk pemain super eksplosif adalah mobil Ferrari. Sebagai mobil berkecepatan tinggi, Ferrari akan selalu tiba di tujuan lebih cepat. Akan tetapi Ferrari juga “boros bensin”. Setelah menempuh jarak tertentu secara cepat, ia perlu segera mengisi tangki bensinnya di pompa terdekat.
Kasus Arjen Robben bisa menjadi evaluasi bagi para pelatih. Selama tiga tahun karirnya di Chelsea, Robben selalu bergelut dengan cedera. Staf pelatih Chelsea menyebutnya sebagai pemain pecah-belah. Di Bayern Munich, Robben mengalama musim fantastis memenangkan Bundesliga. Salut pada staf kepelatihan Munich yang mengurangi vokume latihan Robben sampai dengan lima puluh persen.
Hormati Individu
Hakekat utama sepakbola adalah selalu berlatih dan bermain dengan tim terbaik. Klub dan suporter yang telah membayar mahal pemain berhak menyaksikan tim terbaik. Sayangnya dalam beberapa tahun terakhir, tim terbaik adalah mimpi. Banyaknya pemain yang cedera bergantian membuat klub dan suporter tak lagi bisa menikmati tim terbaik.
Banyak cara canggih yang berusaha dilakukan untuk mencegah dan memulihkan cedera pemain. Kenyataannya, pencegahan cedera bukanlah “ilmu roket” nan canggih. Melainkan hanyalah sebuah logika sederhana untuk menyeimbangkan proporsi loading and rest, serta proporsi volume and intensity. Empat pendekatan periodisasi individu yang ditawarkan Raymond Verheijen sangatlah cerdas.
Mari kita mencoba menghormati individu dengan karakteristik khusus dengan menjalankan periodisasi individu dalam periodisasi tim. Untuk sepakbola yang lebih baik. ALWAYS TRAIN & PLAY WITH YOUR STRONGEST TEAM...
GP