top of page
K! EVENT
Recent Posts

Kita Hanya Pilih yang Kuat, Bukan yang Berbakat

"Riset membuktikan pemain kelahiran Oktober-November-Desember memiliki peluang lebih kecil untuk menjadi pesepakbola sukses ketimbang pemain kelahiran Januari-Februari-Maret. Semuanya karena kesalahan para pembina usia muda yang hanya memilih pemain terkuat dan tercepat untuk menang hari ini”

Liga Kompas Gramedia (LKG) 2012 sebagai prototipe kompetisi usia muda ideal Indonesia telah selesai dengan sukses. Sportivitas dan pengalaman bertanding begitu dinikmati pemain, pelatih dan pengurus. Frekuensi pertandingan padat menjadikan LKG 2012 sebagai proses belajar sempurna. Baik dalam pengelolaan manajerial maupun pengembangan kepelatihan.

Pesta sepakbola yang berlangsung 30 pekan lamanya menyisakan catatan kecil. Sebuah catatan yang harus ditelaah semua pihak, terutama manajemen klub dan pelatih untuk membangun fondasi pembinaan solid. Demi terciptanya tim nasional senior tangguh masa mendatang. Sebuah perubahan selalu berangkat dari keberanian mengakui kesalahan dan memperbaikinya.

Bias Bulan Lahir

LKG 2012 diikuti 16 klub terbaik di Jabodetabek. Di dalamnya berisi pemain terbaik di klubnya. Sebelum kompetisi mulai, setiap klub melakukan seleksi pembentukan skuad. Berbagai cara dilakukan, seperti melakukan tes ketrampilan, fisik dan ujicoba. Semua dibuat untuk memastikan pemain terpilih adalah yang paling berbakat. Definisi bakat bukanlah lahiriah, tapi lebih pada kemampuan terkini dan proyeksi potensi perkembangan pemain. Bakat jumlahnya tidak banyak. Itulah sebabnya tidak semua pemain di klub bisa masuk ke skuad LKG.

Hal yang bisa dipastikan ialah bakat ada dimanapun dan bisa lahir kapanpun. Belum ada studi manapun yang membuktikan bahwa pemain kelahiran Januari lebih berbakat dari pemain kelahiran Desember misalnya. Dunia membuktikan Pele lahir bulan Oktober, Beckenbauer September, Messi Juni dan Ronaldo Februari. BAKAT BISA LAHIR KAPAN SAJA!!

Kenyataannya dari riset bulan lahir pemain LKG 2012 ditemukan fakta mencengangkan. Nyaris semua klub memiliki skuad dengan pemain kelahiran Januari-Maret sangat banyak. Hampir semua klub papan atas klasemen menggunakan pemain kelahiran Januari-Maret lebih dari 40%. Lalu jumlah pemain kelahiran Oktober-Desember sangat minim. Kebanyakan klub hanya menggunakan pemain kelahiran kuartal ini kurang dari 15% (lihat Boks).

740842_10151603141694338_2117747420_o.jpg

SSB/Klub hanya memilih yang Terkuat & Tercepat demi Kemenangan Hari Ini. DISKRIMINATIF!!

Data lebih mencengangkan saat melihat bulan lahir pemain tim elite. Tim LKG 2012 Selection yang berangkat ke Swedia berkekuatan 18 pemain, didalamnya terdapat 13 pemain (72,2%) kelahiran Januari-Maret dan hanya memakai 1 pemain kelahiran Oktober-Desember (5,5%). Hal serupa juga ditemukan pada tim elite lain, seperti timnas yunior beberapa jaman. (lihat Boks).

Membunuh Bakat

Pertanyaannya, apakah memang ada hubungan antara bulan kelahiran dengan bakat pemain? Tentu tidak! Riset di Belanda di awal 90-an menemukan klub yunior menggunakan mayoritas pemain kelahiran Juli-September paling banyak dan kelahiran April-Juni paling sedikit. Saat itu regulasi kelahiran adalah per 1 Juli-30 Juni. Di akhir 90-an, KNVB mengubah regulasi menjadi per 1 Januari-31 Desember. Riset kembali dilakukan dan hasilnya bergeser. Mayoritas klub memakai pemain kelahiran Januari-Maret lebih banyak dan kelahiran Okt-Desember sangat sedikit.

Belajar dari Belanda satu dekade lalu yang tentunya kini telah diperbaiki, bisa disimpulkan bahwa pelatih LKG 2012 cenderung memilih pemain yang lebih berkontribusi. Jelas, pemain kelahiran Januari-Maret lebih berkontribusi karena mereka lebih cepat dan lebih kuat. Jelas pula pemain Januari-Maret lebih cepat dan lebih kuat karena mereka lebih tua ketimbang pemain kelahiran Oktober-Desember. Pertanyaanya apakah mereka lebih berbakat?

Dalam sepakbola level atas, faktor penentu bakat adalah kualitas keputusan dan eksekusi teknik. Sehingga dalam seleksi pembentukkan tim, pelatih harus memilih pemain berdasar keputusan dan teknik. Bukan apa yang dihasilkan di lapangan. Banyak pelatih justru memilih pemain yang lebih banyak cetak gol, lebih sering lewati lawan atau lebih sering rebut bola.

Kenyataannya tidak selalu keberhasilan itu akibat keputusan dan teknik prima. Tetapi lebih pada akibat kekuatan dan kecepatan yang datangnya dari usia. Di usia 15-16 tahun saat pertumbuhan dan pubertas komplet, kematangan fisik pemain telah sama. Dalam faktor fisik berimbang, keputusan dan teknik menjadi faktor pembeda.

Persoalannya, pemain kelahiran Oktober-November akan tetap sulit bersaing meski secara fisik telah berimbang serta unggul dalam keputusan dan teknik. Di usia 13-14-15, pemain kehilangan masa berkompetisi akibat tercampak dari tim. Sehingga meski unggul keputusan dan teknik, imbang dalam fisik, pemain kalah dalam pengalaman dan kematangan mental. Terbukti bulan kelahiran pemain ISL meski tidak ekstrim tetap menempatkan jumlah pemain Januari-Februari sebagai yang teratas.

741220_10151603144459338_2103834294_o.jpg

Kesimpulannya telah terjadi pembunuhan bakat terlalu dini. Banyak pemain yang sebenarnya lebih berbakat justru tidak diberikan kesempatan untuk berkembang. Menangislah Indonesia bila ternyata pemain yang telah dicampakkan terlalu dini adalah Pele masa depan. Sontak, persoalan teknis ini mengarah ke persoalan etis. Kita harus sportif mengakui bahwa kita telah melakukan DISKRIMINASI.

Revolusi

Persoalan bias bulan lahir ini harus diselesaikan dengan aksi revolusioner. Aksi perbaikan ini harus dilakukan oleh operator kompetisi dan klub.Operator kompetisi perlu membuat regulasi yang merangsang klub memiliki pemain dengan bulan lahir merata. Kebijakan sederhana yang bisa diterapkan adalah pembatasan jumlah pemain pada setiap kuartal bulan lahir.

Di tataran klub, pelatih harus mulai memisahkan proses seleksi skuad dengan memisahkan seleksi pemain berdasarkan kuartal bulan lahir. Ini demi memudahkan pelatih melihat kualitas keputusan dan teknik tanpa tertutupi faktor postur, kekuatan dan kecepatan.

Klub akan mengalami penderitaan jangka pendek karena timnya tak bisa mendapatkan hasil akhir semudah ketika tim dipenuhi oleh pemain Januari-Maret. Akan tetapi klub akan mendapatkan keuntungan jangka panjang. Level permainan sepakbola lebih baik, serta tentunya jumlah bakat lebih banyak. Ini sesuai dengan hakekat pembinaan usia muda, yaitu mengantar sebanyak mungkin bakat ke level profesional. Demi sepakbola Indonesia lebih baik!!

GP

bottom of page