top of page
K! EVENT
Recent Posts

Waspadai Cedera Kontak Langsung

Keunggulan pendidikan WFA adalah selalu menghadirkan pakar terbaik di bidangnya. Pakar ini merupakan praktisi yang bukan hanya bergerak di tataran teori, tetapi juga aplikasi. Tentu saja, aplikasi sepakbola yang membuat teori dan praktek menjadi tak berjarak. Di WEM 2014, Thomas Dhave hadir mempresentasikan materi cedera sepakbola sebagai salah satu fisioterapis dan osteopath sepakbola terbaik di dunia.

Thomas Dhave memiliki pengalaman praktis bekerja sebagai konsultan cedera sepakbola di timnas Belgia, West Ham United, dan Anzhi Makhachkala. Ia juga mengelola klinik osteopath pribadi di Gent, Belgia, yang menangani banyak pesepakbola top dunia, seperti Samuel Eto’o dan Luc Castaignos. Ia juga merupakan pengajar di Ostheopathy Education in Sports-Belgium.

Pendekatan Holistik

Thomas adalah seorang osteopath yang enerjik. Ia memiliki pendekatan holistik yang unik. Dimana keseluruhan otot dan persendian di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Salah satu bagian tubuh yang mengalami kerusakan pasti akan menciptakan ketidakseimbangan pada seluruh mekanisme kerja tubuh.

Berdasarkan pendekatan holistik tersebut, Thomas berkali-kali menyatakan “the symptom is not the problem,” alias gejala yang dialami bukanlah problemnya. Sederhananya, gejala cedera yang dialami selalu merupakan suatu akibat dari disfungsi keseimbangan mekanisme kerja tubuh yang berasal dari sebab yang lain.

Persoalannya, banyak praktisi menganggap gejala adalah masalahnya. Sehingga penangangan cedera selalu hanya menyentuh pada pengurangan atau penyelesaian rasa sakit akibat cedera. Bukan menyentuh langsung pada akar persoalan yang membuat tubuh alami disfungsi keseimbangan. Tentu saja, hal ini yang membuat pesepakbola sering mengalami cedera di lokasi yang sama berulang-ulang.

Usaha pencarian akar permasalahan cedera dilakukan Thomas dengan cara membongkar ulang rekam jejak kesehatan, bahkan kehidupan pesepakbola secara menyeluruh. Thomas percaya bahwa akar permasalahan cedera selalu terletak di jejak rekam kehidupannya. “Jawaban akar permasalahan cedera, selalu ada di masa lalu,” ujarnya.

Untuk itu, Thomas menyatakan pentingnya osteopath membangun “trust” dengan pemain, supaya sebanyak mungkin informasi bisa digali. “Satu hal terpenting, kita tidak menangani cedera, tetapi kita menangani pesepakbola dengan cederanya,” serunya. Hubungan antar manusia dalam suatu keterbukaan, kejujuran, dan kepercayaan adalah kunci untuk menemukan permasalahan cedera.

Cedera Kontak Langsung

Beberapa pengalaman praktis Thomas menunjukkan fakta mencengangkan. Akar permasalahan cedera bisa berasal dari banyak hal. Seorang ibu hamil yang alami kenaikan berat badan lebih dari 20 kg misalnya berarti sedang memprogramkan anaknya untuk cedera. Pesepakbola yang lahir di bawah 2,5 kg juga menjadi pemain yang rentan cedera. Hingga pesepakbola yang tidak pernah makan ikan akan memiliki potensi cedera lebih besar.

Berbagai contoh pengalaman praktis Thomas di atas ternyata belum apa-apa. Kini ia menemukan fakta praktis dahsyat yang sedang ia kembangkan menjadi teori melalui berbagai riset. Thomas menemukan bahwa CEDERA KONTAK LANGSUNG selalu berpotensi besar menimbulkan CEDERA NON KONTAK seperti strain dan sprain. Dalam hal ini CEDERA KONTAK LANGSUNG yang terjadi di tubuh bagian atas. Seperti bahu, rahang, pipi, hidung, kepala, dan lain-lain.

Sebelum melakukan riset keilmuan tentang hipotesa ini, Thomas menemukan kecenderungan ini pada pesepakbola yang ia tangani. Lalu ia mulai mencoba melakukan prediksi cedera via Twitter-nya tentang pesepakbola yang mengalami CEDERA KONTAK LANGSUNG pada wilayah bahu ke atas. Hasilnya mencengangkan, hampir seluruh prediksi Thomas selalu benar!

Dalam lini masanya, Thomas berkicau tentang potensi CEDERA NON KONTAK pada Fabregas setelah alami benturan kepala dengan pendarahan. Hasilnya tak lama kemudian, Fabregas alami cedera hamstring no.1, no.2, no.3, no.4, dan seterusnya. Prediksi serupa pada Theo Walcott setelah mengalami dislokasi bahu yang berlanjut pada cedera lutut dan hamstring. Giorgio Chiellini yang hidungnya patah, kemudian langsung alami cedera pangkal paha dan hamstring beruntun. Atau Maicon yang operasi gigi kemudian alami cedera lutut dan hamstring.

Praktek Ke Teori

Fakta dahsyat ini yang membuat Thomas kini giat lakukan riset untuk menteorisasi hipotesanya. Meskipun riset ini baru pada tahap on progress, tetapi Thomas dengan senang hati menjelaskan proses pengembangan teorisasi prakteknya. Thomas menjelaskan bahwa tengkorak merupakan bagian terpenting di tubuh manusia karena di dalamnya terdapat otak. Perubahan struktur di wilayah tersebut akan akibatkan abnormal input dan tentunya diikuti abnormal output.

Hal sama juga berlaku saat terjadi benturan pada Temporomandibular Joint (TMJ) atau sendi rahang. Perubahan struktur rahang menciptakan output abnormal berupa gerak tidak seimbang (body out of balance). Disfungsi keseimbangan gerak tubuh ini lah yang kemudian menjadi biang keladi CEDERA NON KONTAK seperti hamstring, groin, lutut dan engkel misalnya.

Di sini lah dalam banyak hal kesehatan gigi memberikan pengaruh besar pada CEDERA NON KONTAK. Keberadaan gigi akan pengaruhi struktur rahang. Misal pada kasus gigi ke-8 yang sering tumbuh terlambat pada ruang sempit di bagian belakang. Sempitnya ruang sering menimpa atau tumbuh miring menekan gigi di depannya. Ketidakseimbangan struktur rahang berpengaruh pada keseimbangan tubuh keseluruhan. Itu sebabnya, Thomas memiliki pangalaman dengan Luc Castaignos yang tidak pernah terkena cedera hamstring beruntun lagi sejak gigi ke-8 nya dicabut.

Dalam kasus benturan di rahang misalnya. Terjadi root canal, yaitu salah satu gigi telah mati sistem sarafnya. Matinya gigi ini mengundang bakteri berlebihan. Akibatnya bakteri berlebihan ini akan menciptakan temperatur lebih tinggi di salah satu sisi tubuh tempat gigi itu berada. Di sini lah ketidak seimbangan terjadi dan cedera hamstring misalnya terjadi di sisi yang sama dengan gigi mati tadi.

Berbagai simpulan ini memberikan rangsangan kepada praktisi sepakbola seperti pelatih dan fisioterapis untuk lebih mewaspadai CEDERA KONTAK LANGSUNG yang dapat berujung pada CEDERA NON KONTAK kronis. Thomas menyatakan dalam satu bulan setelah CEDERA KONTAK LANGSUNG terjadi, pengawasan dan penanganan haruslah sangat intensif. Mengingat masa tersebut amat kritis dan pemain tersebut berpotensi alami CEDERA NON KONTAK.

@ganeshaputera

Tulisan asli dimuat di www.goal.com

bottom of page