top of page
K! EVENT
Recent Posts

[Founder's Diary] Kiper itu Satu dalam Sebelas, Bukan Satu di Luar Sebelas


"Pembagian tugasnya sudah jelas. Pelatih Kepala melatih TIM, sedangkan pelatih kiper melatih KIPER!"

Lebih dari satu dekade silam, saya sempat punya pemikiran seperti tertulis di atas. Sampai satu hari saya mengikuti suatu presentasi Lieven de Veirmen di Afrika Selatan. Saya shock! Hari ini saya ingin menceritakan miskonsepsi saya bertahun-tahun yang akhirnya gugur. Bukan untuk menggurui, tapi untuk meluruskan supaya banyak pelatih kiper dan kiper tanah air tidak salah kaprah!

Sebelumnya, perlu dijelaskan bahwa dalam kehidupan ini ada subjektivitas dan objektivitas. Subjektivitas itu opini yang bersifat personal. Misal, kakak suka nasi goreng, adik suka mie goreng. Sedangkan objektivitas adalah fakta yang universal. Misal bumi itu bulat. Mau di Indonesia, mau di Arab Saudi, mau di Amerika, ya bumi tetap bulat. Ini bukan soal selera, ini adalah fakta yang tak terbantahkan. It is what it is!!

Nah, yang akan saya tulis kali ini juga merupakan objektivitas. Ini adalah fakta universal yang tak terbantahkan. Bukan selera atau opini pribadi. Jadi, jangan nanti ada yang bilang, pandangan tiap orang kan beda-beda. Sama seperti fakta bahwa bumi itu bulat, tak perlu lagi diperdebatkan!

Pisang itu Buah

Dalam pemikiran saya dahulu, disebutkan bahwa tugas pelatih kepala adalah melatih tim. Tugas pelatih kiper adalah melatih kiper. Jadi pelatih kepala jangan campuri latihan kiper. Saya akan jelaskan dengan analogi sederhana. Definisi tim adalah kumpulan pemain berbagai posisi. Ada penyerang, gelandang, bek dan KIPER!

Jadi pemikiran saya keliru. Sama saja saya mengatakan bahwa tugas supermarket menjual buah, tugas pasar menjual pisang. Jadi supermarket tidak boleh jualan pisang. Lho bukannya pisang itu juga buah? Iya, kiper itu kan juga bagian dari tim!

Jadi kalau ada pelatih kiper bilang pelatih kepala urus tim saja, jangan urus kiper, apa berarti kiper itu bukan bagian dari tim? Jangan-jangan si pelatih kiper tidak merasa kipernya merupakan bagian dari tim seperti diagram di bawah. Tambah celaka lagi, nanti kipernya juga bakal gak merasa bagian dari tim. Kerajaan dalam kerajaan. Pisang itu bukan buah!

Kawah Candradimuka

Hal utama yang perlu diluruskan adalah Pelatih Kepala yang bertanggung jawab pada seluruh tim. Prinsipnya, semua pemain dari segala posisi, termasuk kiper ada di bawah kewenangannya. Ini juga berlaku bagi seluruh pelatih dan staf, termasuk pelatih kiper. Mereka semua adalah asisten yang harus membantu Pelatih Kepala.

Bahwa di bawah manajerial sang Pelatih Kepala terdapat berbagai alternatif pola pembagian kerja, itu merupakan hal yang berbeda. Mungkin saja, pelatih kepala memberi tugas pada pelatih kiper untuk latihan individu kiper untuk menunjang kinerja tim. Mungkin juga di waktu yang lain, pelatih kepala meminta untuk latihan terintegrasi untuk melatih harmoni kiper dengan pemain posisi lain.

Ingat, kiper adalah bagian dari tim. Ingat pelatih kiper juga merupakan asisten pelatih. Sama seperti fakta bahwa pisang itu buah, jangan pernah lagi kita memperdebatkannya. Barrak Obama pernah mengatakan dalam sebuah konferensi di Cairo, "there are many facts that is undeniable." Saya kini telah bertobat. Bagaimana dengan Anda?

Ganesha Putera Founder KickOff! Indonesia

*Per Senin, 3 Agustus 2020, KickOff! sajikan rubrik baru bertajuk "Founder's Diary". Namanya juga diary, maka ya harus terbit setiap hari. Ya, ini semacam rangsangan berkomitmen untuk menulis setiap hari. Sebuah kebiasaan baik di masa lampau yang kini mulai pudar. Dukung usaha pelestarian kebiasaan baik ini dengan membacanya setiap hari! Selamat menikmati!

bottom of page