top of page
K! EVENT
Recent Posts

[Founder's Diary] Ketika Stefan de Vrij Terus Belajar Sepakbola

"Pemain level dunia tak pelit berinvestasi demi peningkatan performa. Termasuk untuk menyewa personal Video Coach"

Waktu menunjukkan hampir pukul 10.00. Stefan De Vrij, bek tangguh asal Inter Milan langsung bersiap di depan laptopnya. Tak lama kemudian, Loren Vrielink menyapa De Vrij melalui aplikasi daring. Rupanya, itu ritual mingguan mereka setiap Senin dan Kamis pagi. Kelas Analisa Taktik Online.

Vrielink adalah founder dari Tactalyse, perusahaan jasa konsultan taktik pribadi untuk pesepakbla profesional. Vrielink adalah seorang guru olahraga sekaligus pelatih sepakbola. Perusahaan unik ini didirikannya empat tahun lalu. karena melihat suatu area yang belum dapat dipenuhi oleh klub profesional.

Ya, meski klub top profesional memiliki Departemen Analisa Video yang massif, tetap saja sulit untuk melayani pemain satu per satu. Biasanya Departemen Analisa klub selalu sibuk dengan evaluasi taktik tim, scouting calon lawan dan tentu saja scouting untuk rekruitmen pemain. Praktis tak banyak waktu yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan individu.

Vrielink mendapatkan Mark Diemers, sebagai klien pertamanya di 2016. Ia adalah pemain De Graafschap, klub kasta kedua Liga Belanda. Sejak itu, nama tenar seperti Leroy Fer dari Swansea dan Marten de Roon yang moncer di Atalanta merupakan pelanggan setia Tactalyse.

Program Sistematis

De Vrij senang menyebut Vrielink sebagai Video Coach-nya. Program Tactalyse selalu diawali dengan analisa SWOT. Sejak 2018, Vrielink telah mengolah ratusan data video pertandingan De Vrij. Dari situ, ia membeberkan kelebihan dan kekurangan De Vrij, beserta ruang untuk perbaikan ke depan.

Setelah itu, setiap pekan, mereka bertemu di Facetime dua kali. Pertemuan pertama untuk membahas pertandingan akhir pekan kemarin. Evaluasi terhadap performa De Vrij dikupas tuntas oleh Vrielink. Sedangkan Facetime kedua hari Kamis, untuk membongkar habis cara bermain calon lawan. Tentu saja ada pembahasan mendalam soal direct opponent yang beroperasi di area main De Vrij.

De Cerrospondent menceritakan interaksi keduanya pasca pertandingan Belanda vs Inggris tiga hari sebelumnya. 58 menit kelas online tersebut, membahas sekitar 10 klip singkat yang telah disiapkan Vrielink. Tentu saja, De Vrij juga telah menonton ulang pertandingan full match tersebut.

Diskusi keduanya sangat intens dan detail. Vrielink misal menyoroti langkah kaki kiri De Vrij untuk mem-pressing Marcus Rashford. Ada juga masukan soal kode tangan pada Virgil Van Dijk yang kurang clear. Juga usulan soal shoulder check ke kanan untuk memastikan De Ligt berada di posisi yang tepat. Terakhir, Vrielink mengkritik dorongan tangan tidak perlu pada Raheem Sterling.

Beberapa kali De Vrij merespon spontan. "Shit, saya tertarik lawan terlalu ke kiri, ada gap besar antara saya dengan De Ligt," tuturnya mengomentari sebuah klip. De Vrij mengaku melewatkan momen tersebut saat menonton video. Ia baru sadar setelah melihat klip Vrielink.

De Vrij selalu mendokumentasikan sesi Facetime-nya dengan rapih. Ia selalu membuat catatan kecil. Buku catatan tersebut selalu dibawanya ke stadion saat hari pertandingan. Sebelum keluar dari kamar ganti menuju lapangan, tak lupa ia membaca ulang catatan kecil tersebut.

Catatan Kecil De Vrij

Pembelajar Sejati

De Vrij memang pekerja keras tulen. Karirnya menuju profesional bak melewati jalan berbatu. Terjal dan penuh goncangan. De Vrij lama berlatih di Akademi Amatir VV Spirit. Perlu waktu lama untuk meyakinkan talent scouter Akademi Feyenoord untuk merekrutnya.

Di Feyenoord pun, setiap musim ia selalu nyaris terbuang. Ia selalu mengawali musim dengan buruk, hingga pelatih tak terlalu memperhatikannya. De Vrij tak ingin menyerah, ia terus mencari informasi terkait kekurangannya dan memperbaikinya di latihan. Berbagai latihan ekstra di gym dan sesi video tambahan dijalaninya demi memperbaiki performanya.

Masuknya De Vrij ke tim utama diawali keberuntungan. Kebetulan saat itu Feyenoord kehilangan banyak center back akibat transfer, cedera dan akumulasi kartu. De Vrij mendapat durian runtuh berupa menit bermain. Saat itu pun Ronald Koeman, sang pelatih masih meragukannya. Ia dianggap "terlalu manis" dan perlu menjadi "lebih kejam".

Situasi sulit justru menempanya. De Vrij selalu penasaran dengan hal baru. Ada suatu kepuasan saat ia mendapat ilmu baru. Itu sebabnya, ia tak segan berinvestasi dengan Tactalyse. De Vrij percaya bahwa tidak ada sukses tanpa penderitaan dan pengorbanan. Buat De Vrij pengorbanan itu adalah belajar sepakbola setiap saat!

SEKIAN

Ganesha Putera Founder KickOff! Indonesia

*Per Senin, 3 Agustus 2020, KickOff! sajikan rubrik baru bertajuk "Founder's Diary". Namanya juga diary, maka ya harus terbit setiap hari. Ya, ini semacam rangsangan berkomitmen untuk menulis setiap hari. Sebuah kebiasaan baik di masa lampau yang kini mulai pudar. Dukung usaha pelestarian kebiasaan baik ini dengan membacanya setiap hari! Selamat menikmati!

bottom of page